ADVERTISEMENT GAMBARAN SISTIM EKONOMI KAPITALIS QS. An – Nisaa : 29 Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu Ayat ini tidak berlaku bagi golongan kaum Yahudi, karena mereka tidak mengenal dan tidak mau tahu tentang halal dan haram masalah harta benda yang mereka peroleh. Bahkan agama Yahudi menempatkan harta kekayaan sebagai asas rasialisme yang sangat membahayakan. Harta kekayaan dijadikan sarana untuk 2 (dua) macam pergaulan yakni : Pergaulan antar non Yahudi : “Taurat membolehkan orang Yahudi melepas uang riba kepada bukan yahudi, dan melarang melepas uang riba kepada sesama yahudi (Kitab keluaran 22:25 perjanjian lama). Para ahli zionis melalui berbagai protokol yang dibuat sendiri memperbolehkan kaumnya memperlakukan non yahudi dengan cara mengelabui, bersikap munafiq atau orang yahudi mencuri atau menggelapkan kekayaan milik orang bukan yahudi, bila keadaan memungkinkan. Demikian pendapat DR. Ahmad Syalabi dalam bukunya berjudil Al Yahudiyah Tidak terlepas dari masalah bantuan IMF, untuk membantu menyelesaikan krisis ekonomi dinegeri ini, hendaknya kita tidak terseret kepada suatu arus yang membahayakan dan bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Harapan kita semua dengan telah selesainya Sidang Umum MPR tahun 1998 yang baru lalu, serta dengan pengangkatan menteri Kabinet Pembangunan VII oleh Presiden Soeharto akan membawa angin segar bagi bangsa Indonesia terutama masalah krisis ekonomi dengan melambungnya harga barang barang kebutuhan pokok sehari hari. Sistim ekonomi kapitalis adalah identik dengan faham zionis yahudi yang termasuk didalamnya dana IMF, bahan sistim ekonomi kapitalis memandang hak milik individu adalah mutlak dan tidak boleh diganggu gugat. Hal ini bisa terjadi bahwa seekor anjing akan mendapat “Harta Warisan” dari sang majikan dengan kekuatan hukum melalui pengadilan apabila dikehendaki. KAUM KAPITALIS MUSUH MASYARAKAT Kaum kapitalis tidak memikirkan selain melipat gandakan keuntungan dan kekayaan atas“resiko masyarakat” yang hanya dipandang sebagai pasar belaka. Kapitalisme tidak segan “membujuk” dan “mengelabui” masyarakat untuk menggaruk kekayaan dan merampas hasil hasilnya dengan berbagai macam cara. -> Kapitalisme adalah musuh masyarakat. Menyadari benar gejolak kebencian masyarakat luas kepadanya dan menyadari pula kemungkinan meletusnya “pemberontakan” untuk menentang dirinya. Karena itu ia mempersiapkan segala kekuatan guna mempersempit gerakan massa, maka dilakukan melalui jalan mengadakan kontak kontak dengan kekuasaan mereka dibidang ekonomi dan keuangan. Dengan demikian kapitalisme meninggalkan proyek aslinya yang sepenuhnya bersifat ekonomi dan beralih kepada proyek yang lebih jelas dan kuat effeknya dalam kehidupan politik dan kehidupan internasional. Dengan begitu kekuasaan kapitalisme dan kaum majikan akan menjadi bertambah kokoh terhadap kaum buruh dan terhadap semua lapisan masyarakat MANUSIA SEBAGAI PERKAKAS BERGERAK Sudah menjadi watak kapitalisme yang mamandang manusia sebagai perkakas bergerak untuk menghasilkan keuntungan bagi kaum modal. Kaum buruh adalah perkakas yang bekerja untuk kepentingan mereka. Bila kegunaannya telah berkurang dan merosot, maka dicampakkan atau dilemparkan, begitu saja kaum buruh tidak memperoleh hak hak dari kaum modal. Dan kapitalisme tidak mau mengakui hak hak kaum buruh sebelum mengalami tekanan sangat keras. Ada sebuah negara seorang pekerja atau buruh, karena menanggung hutang kepada majikan sampai dirinya meninggal dunia dan sempat dapat membayar hutangnya. Maka sisa hutangnya itu dibebankan kepada anaknya untuk bekerja kepada kaum modal demi untuk melunasi hutang orang tuannya, padahal anak itu masih dibawah umur namun tetap mendapatkan tekanan yang sangat berat. ISLAM IKUT BICARA Islam juga mempunyai sistim tersendiri yang khas dibidang ekonomi. Sistim ekonomi Islam bukan merupakan jiplakan dari sistim ekonomi manapun. Adalah merupakan kesalahan besar bago orang yang beranggapan bahwa Islam hanya mengatur masalah ibadah yang ada hubungnannya dengan Allah swt belaka. Akan tetapi Islam mengatur juga tentang masalah “MU’AMALAH” (hubungan antar sesama manusia) yang termasuk didalamnya masalah ekonomi. Suatu konsep ekonomi menurut Islam, adalah menuju kearah terciptanya suasana persaudaraan, cinta kasih, saling bantu membantu, dan tidak mementingkan diri sendiri dikalangan kaum muslimin. Cara untuk mencapainya ialah dengan mewujudkan keadilan sosial, dimana : a) Tidak ada orang yang hidup kelaparan disamping orang lain yang kekenyangan b) Tidak ada orang berpakaian compang camping melihat orang lain berbusana sutera mewah c) Dan tidak berusaha mengurangi kekayaan orang lain, selama harta itu mereka peroleh dengan jalan yang sah dan tidak merugikan orang lain d) Dalam keadaan darurat Islam memperbolehkan pengambilan sebagian kekayaan milik kaum hartawan untuk meringankan beban penderitaan fakir miskin atau mencukupi kebutuhan negara JALAN FIKIRAN YANG WAJAR Tentang ketidak samaan dalam hal kekayaan antar seseorang dengan yang lainnya. Itu adalah suatu hal yang wajar dan Islam tetap mengakuinya. Sebab bagaimanapun juga manusia tidak akan dapat sama dalam hal kekayaan juga dalam hal lainnya yang bersifat fisik maupun spiritual. Masing masing manusia mempunyai nasibnya sendiri sendiri dibidang kekayaan sesuai dengan jerih payah dari usahanya dan atas anugrah Rezeki dari Allah swt kepadanya. Dalam hal ini Allah swt memberi gambaran yang tercantum dalam Al Quran surat An Nahl ayat 71 sebagai berikut : “Allah melebihkan yang satu dari yang lainnya diantara mereka dalam kehidupan dunia, dan derajat yang satu kami tinggikan daripada derajat yang lain. Untuk mempersmpit jarak antar si kaya dan si miskin, maka Islam mengatur adanya kewajiban ZAKAT – INFAQ dan SHADAQOH, diberikan kepada yang berhak yaitu fakir miskin – yatim piatu – janda janda tua dan lain sebagainya. Dan mengenai hak yang yang diperoleh oleh mereka atas sebagian harta milik orang kaya bukanlah merupakan HADIAH dan bukan pemberian extra, melainkan benar benar “HAK” dalam arti kata sesungguhnya. Sebagaimana Allah berfirman : “Berikanlah kepada kaum kerabat hak mereka dan kaum miskin serta orang yang kehabisan bekal didalam perjalanan jauh ” (Surah Al-Isro : 26) Itulah suatu konsep ekonomi didalam Islam